Ini Dia yang Ditunggu-tunggu Orangtua
.
.
.
Terkadang kita sebagai orang tua bingung.. apa ya tema yang pas untuk ngobrol-ngobrol sama anak kita? Koq rasa-rasanya mereka lebih dekat dengan teman-temannya dibandingkan kita ya? Waktu ME TIME, ngomongin apa aja ya supaya pe-de-ka-te nya nyambung?
Alhamdulillah jawaban itu ketemu disini..
Niat saya untuk bertemu dengan salah satu dai muda idola saya dan anak-anak terkabul. Meski hanya lewat pertemuan imajiner, ust Hanan Attaki menjelaskan bahwa berdasarkan pegalaman dan pengamatannya di lapangan para millennials itu memiliki tiga tantangan:
1. Karir
2. Entertain
3. Love
Apa saja hot issues di bidang Karir? Nah hal itu menyangkut pelajaran, sekolah, kuliah, kerja, pekerjaan, dan karir. Mereka butuh didengarkan apa keluhan-keluhannya disitu. Kadang nggak butuh solusi koq. Orang kalau mbahas pelajaran, kadang-kadang saya juga gak paham. #hehe.. pelajaran SMP sekarang kayak kita kuliah dulu.
Tapi, poinnya adalah dengarkan keluhan mereka, kesulitannya.. lalu coba kita sharing apa yang menjadi pengalaman-pengalamn kita. Pengalaman waktu belajar, waktu sekolah, pas kuliah, di tempat kerjaan or gimana kita bangun karir. Gak usah jaim kalau emang kita ada “kegagalan” disitu. Justru itu menjadi pintu masuk untuk anak kita. “oh, ortu ku open sama aku ya.. kenapa aku juga nggak open?” Begitu kira-kira. Nah, jangan lupa kasih masukan. “nah, mas coba belajar kegagalan dari Abi.. kamu harus ambil pelajaran dari situ. Abi yakin kamu pasti bisa lebih baik dari Abi.” Asyik koq!
Sedangkan Entertain meliputi hiburan, olahraga, film, music, games (main), dan hobby. Kita mesti update dengan dunia mereka. Wah, kalau gitu harus sering lihat TV dan film dong! Hehe.. gak harus begitu koq. Di rumah kami tidak ada saluran TV. Tapi kami mengikuti perkembangan dengan membaca. Bisa dari koran, media social, mbah google, dan sumber-sumber lainnya. Pokoknya kita harus kreatif lah. Nggak usah baper kalau memang kita nggak tahu. Siap-siap kita dibully. Bisa sama istri. Bisa sama anak-anak. “Abi tu kudet. Nggak gaul.” Wah, kalau sudah begitu rumah jadi ramai banget! Hehe.. tapi setelahnya mereka akan cerita macem-macem yang kita kadang nggak tahu. #ini modus saya cari bahan untuk tulisan atau ceramah.
Sementara cinta, jodoh, dan nikah masuk dalam pembahasan tentang Love. Nah, ini yang paling seru! Mulai masa-masa ketertarikan dengan lawan jenis. Ada getaran-getaran gimana gitu ketika ketemu dengan si dia, atau mendengar namanya. #ehm.. Yah kita harus bisa memahami sifat-sifat manusiawi itu. Sambil memasukkan nilai-nilai agama supaya mereka tetap terjaga keimanannya.
Coba perhatikan ketiga hot issues diatas. Apakah ada yang tentang agama. Nggak ada! Apakah ada tentang dakwah? Apalagi! So, kita para orang tua dekati anak-anak kita, para milenial itu dengan bicara kepada mereka tentang isu-isu utama itu. Biar nyambung. Karena itu lah trending topic nya. Hehe..
Baru setelah mereka dekat.. kita akan bisa memasukkan nilai-nilai. Setelah itu bisa diarahkan tentunya.
Sudah kebayang ya sekarang? Masih sulit juga? Memang kelemahan di masyarakat adalah bahwa kita tidak disiapkan untuk menjadi orangtua. Kita disebut orangtua karena usianya sudah tua! Atau karena punya anak. Sementara ilmu dan skill menjadi orangtua tidak kita miliki. Akibatnya, banyak anak yang “salah asuhan” hehe.. Karenanya, orangtua juga tidak boleh berhenti untuk terus belajar. Tidak ada kata untuk terlambat. Sabda Rasulullah saw: "belajarlah dari buaian (ibu) sampai ke liang lahat."
Mari terus belajar jadi orangtua!
[Muhamad Arifin]
NB :
* silahkan share & komen jika bermanfaat
** btw, kalau ada Sekolah untuk Orang Tua ada yang mau ikutan?
#smpTunasBangsa
#smpAlFateeh
#smkAlFatah
#trendingTopicMillenials
#sekolahOrangTua
Sekolah Tahfidz & Entrepreneur Semarang | Qur'ani, Mandiri, Berprestasi | (024) 76416881 / 081215598080 Mengapa Harus SMPIT AL FATEEH ?? Membekali Siswa dengan Tahfidz Quran akan memperkuat akidahnya dan Enterpreneur akan mempersiapkan masa depannya, itulah nilai utama kami. Pengajar dari berbagai alumni mahasiswa perguruan tinggi ternama dan Pondok Tahfidzul Quran, Ruang belajar nyaman dan representative. Telp : (024) 76416881 WA : 0812-1559-8080
Monday, May 20, 2019
“Mas.., ME TIME yuk..!”
.
.
“Bi, kenapa ya awan itu berarak seperti kapas?”
“Itu lah kebesaran Allah. Kadang seperti kapas, kadang seperti lembaran-lembaran tipis. Awan yang barusan kamu tanya itu termasuk Awan Sedang. Posisinya 2-6 km dari permukaan tanah. Jenis awan seperti itu dinamakan Awan Altocumulus. Berbentuk bulatan kecil-kecil seperti kapas yang menyebar luas di langit. Satu antara yang lain seperti terikat. Awan altocumulus memiliki warna putih hingga abu-abu. Persebaran awan ini sangat teratur di langit dan dapat menyelimuti sebagian besar permukaan langit. Munculnya awan altocumulus terkadang menandakan akan terjadinya hujan deras disertai petir.”
“Tadi khan Abi bilang termasuk awan sedang, emang ada yang lainnya?”
“Jenis awan sedang lainyya adalah Awan Altostratus. Awan ini banyak sekali mengandung butiran air. Oleh karena itu awan ini dapat menghasilkan hujan ringan dan virga (hujan yang tak sampai ke tanah). Secara fisik, awan ini berbentuk lembaran-lembaran tipis dan membentuk jalur-jalur berwarna keabu-abuan. Awan ini menutup sebagian besar permukaan langit, meski beberapa bagian masih dapat ditembus oleh cahaya matahari. Terbentuknya awan ini biasanya saat senja dan malam hari lalu akan perlahan hilang jika siang datang dengan matahari yang terik.”
“Mas Rafa tahu, siapa yang menciptakan awan?”
“Pasti Allah!”
“Yupz betul!”
Allah telah berfirman di dalam Al Qur'an:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ
Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya... [An Nuur (24): 43]
“Wah, subhanallah.. kitab suci kita luar biasa ya Bi..”
Kali lain saya ganti an tanya:
"Mas bagaimana perasaanmu kemarin bisa ngalahin 3 orang waktu Kejuaraan tingkat Kabupaten (kejurkab) catur?
"Mmmm.. Ah, biasa aja Bi.."
Cuek anak itu menjawab sambil lalu. Dilanjutkan dengan mainan bidak caturnya.
Hehe.. Itulah ngobrol2 saya sama mas Rafa, anak ketiga.
Ada saatnya kita menyediakan waktu hanya berdua saja dengan satu anak kita. BERDUA saja. Istilah kerennya ME TIME. Suatau saat asyik ngobrolnya. Terkadang dia nggak nyambung dengan obrolan kita. Kali lain dia cuek bebek, asyik dengan dunianya sendiri. Gak papa.. terus saja ciptakan momen-momen kebersamaan. Bangun kedekatan. Jika hari ini nggak nyambung, paling tidak beberapa “kosa kata” sudah pernah dia dengar, sudah terekam di memorinya. Suatu saat bisa dipanggil ulang (recalling). InysaAllah anak kita nanti akan kaya dengan kosakata dan lebih dewasa.
Karena saat kita dekat itulah, itu adalah waktu paling tepat untuk menanamkan nilai. Tentu saja, agama diantaranya. Saat itulah, kita, sebagai orang tua lebih banyak mendengarkan daripada minta didengarkan. Kita memposisikan diri sebagai teman untuk mereka.
Saya menjadi paham kenapa ada sebagian anak-anak diluar sana seperti susah dinasehati? Melawan ketika diarahkan? Berontak ketika diminta berbuat baik?
Bisa jadi karena kita ujug-ujug datang menasehati dia, tanpa membangun kedekatan terlebih dahulu. Tiba-tiba main ayat bak orang suci tanpa mengetahui latar belakang masalahnya. Langsung gunakan power sebagai orangtua tanpa pernah mendengar apa yang menjadi keluh kesahnya..
Nah , di sekolah-sekolah kami (SMP Tunas Bangsa, SMP Al Fateeh, SMK Al Fatah), guru harus bisa menempatkam diri sebagai teman bagi murid. Tidak boleh jaim. Mentang-mentang guru semuanya serba tahu. Kami mau membuka diri. Kami belajar untuk menjadi teman yang asyik bagi murid. Karena bagi kami, membangun sekolah adalah membangun peradaban. Sebab terkadang seorang guru pun harus merendahkan hati untuk belajar dengan siapa pun, termasuk muridnya.
Bagaimana menurut Anda? Komennya ditunggu dan share jika bermanfaat..
[Muhamad Arifin]
#smpTunasBangsa
#smpAlFateeh
#smkAlFatah
#sekolahperadaban
#guruTemanyangAsyik
Friday, May 3, 2019
Bayangkan.. Jika hari ini anda tidak menyelesaikan sekolah, apa
yang terjadi dengan pekerjaan sekarang? Apakah akan bisa diterima bekerja di perusahaan
tersebut?
Rasakan.. Jika hari ini anda tidak menyelesaikan pendidikan,
apa yang terjadi dengan kehidupan sekarang? Apakah mampu mendampingi anak-anak
belajar dengan segala macam tantangannya? Apakah mampu menjadi teman bicara
dengan perkembangan zamannya?
Ah, sekarang saja rasanya kita tergagap-gagap dengan mereka.
Ngomongin HP saja mereka lebih canggih.
Ngomongin flim, music.. mereka lebih updated.
Apalagi ngomongin pelajaran..
Kayaknya kita orang tua ini produk jadul banget ya..?!
#hehe, please sorry to say ya..
Padahal kita ini sudah sekolah, tapi kadang-kadang nggak
nayambung dengan anak-anak sekarang.
Gimana kalau kita nggak sekolah? Nggak mengenyam pendidikan tinggi?
Makin nggak konek khan?!
So, apa sih arti penting Pendidikan buat Ayah Bunda?
Kenapa kita harus menyelesaikan Pendidikan?
Kenapa kita harus mengenyam Pendidikan yang terbaik? Begitu pula
dengan anak-anak kita?
Kalau yang dicari adalah selembar kertas ijazah, maka BIMBEL
adalah pilihannya.
Masukkan kesana barang 6 bulan, maka bisa ngejar tuh nilai
ujiannya (mungkin.. mungkin lho ya).
Kalau yang dicari hanya sekadar “pintar”, maka panggil guru
les bisa jadi jawabannya.
Tapi, apakah itu yang kita cari?
Sekadar membentuk “anak pintar”?
Bukankah banyak di negeri ini orang pinter yang malah digunakan
untuk minteri (ngakali) orang lain? Buktinya praktik korupsi masih merajalela..
Pikirkan.. jika kita
mampu menghasilkan para Pemimpin yang Adil..
Rasakan.. jika kita
mampu menghadirkan para Pengusaha yang Jujur..
Bayangkan.. jika kita mampu menampilkan sosok Ilmuwan yang
Sholeh..
Niscaya negeri ini akan jaya dan diberkahi Allah
Karenanya kita butuh Pendidikan yang berbasis pembinaan
akhlak.
Di SMP IT AL FATEEH, kami menyebutnya sebagai Pendidikan Adab.
Para ulama sangat perhatian sekali mempelajarinya.
Ibnul Mubarok berkata,
تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين
“Kami mempelajari
masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20
tahun.”
Selama tiga tahun di sekolah, ini lah yang paling lama kita ajarkan: pelajaran adab.
Adab kepada Tuhannya,
Allah SWT.
Adab kepada diri
sendiri.
Adab kepada orang
tua.
Adab kepada guru.
Adab kepada lingkungan
sekitar.
Jika membentuk adab tidak penting mending nggak usah sekolah
lah..
Atau, sekolah ngasal saja.. yang penting dapat ijazah..
Namun, jika membentuk akhlak atau adab sangat penting.. Pikirkan
sekolah yang tepat untuk Ananda.
Memang butuh waktu. Proses yang lama, tidak instan. Itu lah
kenapa kita butuh sekolah. Sekolah yang berkualitas.
Selamat Hari Pendidikan Nasional!
[Muhammad Arifin]
Silahkan komen & share jika bermanfaat
Subscribe to:
Posts (Atom)