Tanggal
2 Mei di tetapkan sebagai Hardiknas adalah karena pada tanggal tersebut lahir
seorang tokoh yakni Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah pahlawan yang berjasa
besar dalam dunia pendidikan di Indonesia. Atas
jasa-jasanya dalam perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Beliau
dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Nasional pada tahun 1959. Oleh sebab itu,
tanggal 2 Mei yang juga merupakan tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara akhirnya
di peringati sebagai Hardiknas.
Berbicara
tentang Ki Hajar Dewantara, beliau adalah merupakan pendiri Perguruan Taman
Siswa yang merupakan sebuah tempat yang memberikan kesempatan bagi penduduk
pribumi biasa untuk dapat menikmati pendidikan yang sama dengan orang-orang
dari kasta yang lebih tinggi. Pasalnya,
pada jaman penjajahan Belanda, pendidikan merupakan hal yang sangat langka dan
hanya orang-orang terpandang serta orang-orang asli Belanda sendiri yang
diperbolehkan untuk mendapatkan pendidikan. Oleh sebab itu ia menuliskan sebuah
buku berjudul “Als Ik Eens nederlander Was” yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti “Seandainya
Saya Seorang Belanda”.
Semboyannya
yang sampai sekarang dipakai juga sebagai semboyan Kementrian Pendidikan
Nasional di Indonesia adalah tut wuri handayani yang artinya "di belakang
memberi dorongan". Semboyan ini sebenarnya memiliki bentuk lengkap ing
ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri Handayani.
Ing
Ngarsa sung Tuladha ; ing(di), Ngarsa(depan), sung(jadi),
Tuladha(contoh/panutan) makna: Di Depan menjadi Contoh atau Panutan
Ing
Madya Mangun Karsa ; ing(di), Madya(tengah), mangun(berbuat), Karsa(penjalar)
makna: Di tengah Berbuat Keseimbangan atau Penjalaran
Tut
Wuri Handayani ; Tut(di), Wuri(berbuat/mengelola), Handayani(Dorongan) makna:
Di Belakang membuat Dorongan atau Mendorong
(1)
Ing Ngarso Sung Tulodo : Dilihat dari asal katanya, maka ing ngarso sung
tuladho itu berasal dari kata ing ngarso yang diartikan di depan, sung (lngsun)
yang artinya saya, dan kata tulodo yang artinya tauladan. Dengan demikian arti
dari semboyan ki Hadjar Dewantara yang pertama ini adalah ketika menjadi
pemimpin atau seorang guru harus dapat memberikan suri tauladan untuk semua
orang yang ada disekitarnya.
(2)
Ing Madyo Mbangun Karso : Dari asal katanya, maka Ing Madyo Mbangun Karso
berasal dari kata Ing Madyo yang diartikan di tengah-tengah, Mbangun yang
memiliki arti membangkitkan dan karso yang memiliki arti bentuk kemauan atau
niat. Dengan demikian makna dari semboyan Ki Hadjar Dewantara yang kedua ini
adalah seorang guru di tengah-tengah kesibukannya diharapkan dapat
membangkitkan semangat terhadap peserta didiknya.
(3)
Tut Wuri Handayani : Dari asal katanya, Tut Wuri Handayani, dirangkai dari kata
tut wuri yang memiliki arti mengikuti dari belakang da kata handayani yang
memilki arti memberikan motivasi atau dorongan semangat. Dengan demikian
semboyan ki Hadjar Dewantara yang ketiga ini memiliki makna bahwa seorang guru
diharapkan dapat memberikan suatu dorongan moral dan semangat kepada peserta
didik ketika guru tersebut berada di belakang.
Dari
semboyan beliau lah tercipta semangat berpendidikan yang tinggi bagi seluruh
rakyat Indonesia. Sudah seharusnya guru-guru di Indonesia belajar dari seorang
bapak pendidikan yang telah memberikan dampak positif terhadap bangsa
Indonesia. karena, di tangan para gurulah nasib para penerus generasi bangsa.
serta tanggung jawab kemajuan pendidikan di Indonesia salah satunya di
pengaruhi oleh para guru. oleh karena itu, guru juga harus berkontribusi dalam
hal yang positif dan ikut serta menyalurkan kemampuannya di dalam bidang
pendidikan semaksimal mungkin.